Ketahun 17 Agustus 2013,
Warga LDII kec. ketahun mengikuti Upacara bendera yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola kecamatan ketahun, sebagai Pembina Upacara di pimpin langsung oleh Camat Kec. ketahun. diikuti lebih dari 1000 warga ketahun.
Senin, 09 September 2013
Selasa, 03 September 2013
SEJARAH LDII
Cikal bakal organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur
dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI)
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam [LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam [LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Label:
LDII,
LDII BENGKULU UTARA,
SEJARAH LDII
SEJARAH LDII
Cikal bakal organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur
dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI)
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam [LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam [LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Label:
LDII,
LDII BENGKULU UTARA,
SEJARAH LDII
Sahnya LDII
Surat pernyataan syahnya LDII dari Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia sebagai salah satu Ormas Islam di Indonesia.
Sumber : www.ldii.or.id
Sumber : www.ldii.or.id
Kamis, 11 April 2013
Lebih baik Menyalakan Lilin dari pada memaki dalam kegelapan
Jakarta : Prasetyo Soenaryo dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
dan sebagai direktur CICS (Centre for information and Culture Studies)
di Jakarta, Selasa 30/10 dalam rangka rencana seminar pentingnya
parenting bagi tumbuh kembang anak, ketika di tanya pandangannya
mengenai pencabutan beberapa mata pelajaran di SD, sangat setuju.
"Menurut pandangan saya, pencabutan mata pelajaran IPA dan IPS untuk Sekolah Dasar adalah sudah tepat. Karena untuk murid SD, yang di perlukan penekanan pada afeksi dan motorik, tidak perlu 'cognitif heavy'," Ujar Pras. Yang juga sebagai Staf Ahli Komisi IV DPR RI.
Ia mencontohkan di Jepang, Mahasiswa/i Jepang saat ini banyak dapat uang, karena bekerja part timer, mengisi lapangan kerja yang ditinggalkan oleh Ibu-ibu karena lebih mementingkan hak putra/i yang usia dibawah usia 10an tahun untuk melakukan ikuji (tumbuh kembang masa emas pertumbuhan otak anak) Pentingnya Parenting.
Ikuji adalah bahasa Jepang, berarti masa paling penting bagi ibu menumbuh kembangkan secara intensif-konsisten kemampuan otak anak khususnya pada 3 tahun pertama
"Di Jepang ketika ada UU Hak Anak, maka otomatis itu menjadi Kewajiban Orang Tua, jadi ndak berhenti cuma bicara 'hak saja', demikian ada hak maka ada implikasi kewajiban.. Ini yg ndak muncul di Indonesia... ,"ujar Pras
Seminar yang akan diikuti oleh para ibu-ibu Da'I dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) se Jakarta dalam rangka memeringati sumpah pemuda, dengan thema, pentingnya Peran Parenting bagi tumbuh kembang pemuda.
"Menurut pandangan saya, pencabutan mata pelajaran IPA dan IPS untuk Sekolah Dasar adalah sudah tepat. Karena untuk murid SD, yang di perlukan penekanan pada afeksi dan motorik, tidak perlu 'cognitif heavy'," Ujar Pras. Yang juga sebagai Staf Ahli Komisi IV DPR RI.
Ia mencontohkan di Jepang, Mahasiswa/i Jepang saat ini banyak dapat uang, karena bekerja part timer, mengisi lapangan kerja yang ditinggalkan oleh Ibu-ibu karena lebih mementingkan hak putra/i yang usia dibawah usia 10an tahun untuk melakukan ikuji (tumbuh kembang masa emas pertumbuhan otak anak) Pentingnya Parenting.
Ikuji adalah bahasa Jepang, berarti masa paling penting bagi ibu menumbuh kembangkan secara intensif-konsisten kemampuan otak anak khususnya pada 3 tahun pertama
"Di Jepang ketika ada UU Hak Anak, maka otomatis itu menjadi Kewajiban Orang Tua, jadi ndak berhenti cuma bicara 'hak saja', demikian ada hak maka ada implikasi kewajiban.. Ini yg ndak muncul di Indonesia... ,"ujar Pras
Seminar yang akan diikuti oleh para ibu-ibu Da'I dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) se Jakarta dalam rangka memeringati sumpah pemuda, dengan thema, pentingnya Peran Parenting bagi tumbuh kembang pemuda.
Bangun Malam ( sebuah Nasehat )
Apa kabar Saudaraku?”
Sapaan lembut. Basa-basi atau lahir- batin tak ada yang tahu. Sebab sudah jamak ketika perjumpaan atau dua orang saling bertemu, hal kedua setelah salam tentu menanyakan kabar. Tapi dengan pertanyaan berikut ini, saya jadi tertegun. Antara malu dan menipu.
“Bagaimana keadaan sholat malammu?”
Kata – kata teduh dari pribadi yang sepuh. Jarang mendapatkan pertanyaan seperti ini ketika perjumpaan. Paling banyak setelah kabar, biasanya menanyakan pekerjaan, kemudian keluarga, lalu anak, terus istri dan kadang masalah tempat tinggal. Begitu perhatiannya sesepuh ini sehingga menanyakan kabar sholat malam. Tak aneh, seolah-olah mimpi. Menjawabnya pun susah. Mau terus – terang tersipu. Mau berbasa – basi (baca bohong) gak terus-terang berani. Salting (salah tingkah) jadinya. Dan bahasa tubuh itu tertangkap basah dengan kearifan sesepuh ini, hingga ia tak perlu menunggu lama untuk terus melanjutkan wicara mencairkan suasana. Tak baik membuat susah tamu.
“Terus apa yang diandalkan dalam hidup ini?”
Semakin tersudut. Semakin terpojok dalam himpitan kesungguhan. Semua keakuan luruh. Menepi menuju jurang jatuh jati diri masing – masing. Sunyi yang menemani, menambah nuansa kekalahan hari ini. Tak ada rasa yang tersisa. Apalagi kebanggaan. Dan apa yang telah dilakukan selama ini bukanlah sesuatu yang bisa diandalkan. Serasa sia – sia semua. Aku terpaku.
“Tak usah segan. Saya perlu bicara ini kepada siapa saja. Mungkin karena kegalauan yang menghinggapi, melihat situasi yang ada. Perlu rasanya menghidupkan lagi lakon yang sudah mati ini sebagai kunci. Bukan menyerang. Bukan menghina. Pun bukan mengiba. Sebenarnya memberi motivasi. Memberi terapi. Kejutan, agar sunnah ini bisa hidup dan hidup lagi. ”
Aku semakin tidak mengerti. Di depannya serasa mati berdiri. Cahaya wajahnya meneduhkan. Sorot matanya penuh keagungan. Tutur katanya menyejukkan. Penuh berisi. Mencuci hati – hati kotor dengan rangkaian kalimat hikmah dari dua bibir lembutnya. Omong sak omong bergandeng dengan kesungguhan dan kebenaran. Sejatinya, sudah berulang kali saya mendengar dalil – dalil serupa. Namun di tangan sesepuh ini semua terasa berbeda. Begitu beryoni dan berisi. Ini salah satunya;
‘Ketika Jibril datang pada Rosululloh SAW ia berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah sholat malamnya. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al-Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)’
“Apa yang bisa saya katakan sekarang, kalau ternyata banyak jumlah orang iman tetapi tidak banyak yang mampu bangun malam. Sholat malam menjadi hal yang asing. Padahal seharusnya bangun malam adalah gandengannya orang iman. Orang yang mulia.”
Klakep. Ada dorongan luar biasa dalam diri ini. Tekad yang kuat untuk bisa bangun dan sholat malam. Rawe – rawe rantas, malang – malang putung. Apapun kondisinya. Ada pencerahan luar biasa dalam hati saya. Semangat untuk bisa bangun dan munajad di sepertiga malam tanpa jeda. Sebagai tanda kesyukuran. Sebagai tanda kesungguhan. Sebagai pencarian kemuliaan bagi pakaian keimanan. Kalau masih mengaku iman sebagai berjati diri.
“Wahai manusia siarkanlah salam dan berikanlah makanan dan sambunglah famili dan sholatlah di waktu malam ketika manusia yang lain tertidur, kalian akan masuk ke surga dengan selamat.” (Rowahu Ibnu Majah J-2)
Dan satu lagi pesan dari perjumpaan itu. Potret kekinian yang terus merebak. Dengan santunnya pinisepuh ini berkomentar, “Dulu setiap kali ngaji serasa melakukan outbond. Sekarang, banyak yang baru bisa merasakan “pengajian” setelah mengadakan acara outbond.” Kok bisa ya? Entah darimana kesimpulan ini datang. Yang pasti saya manggut – manggut mengiyakan. Wallahul musta’an, wa alaikal balagh, walaa haula walaa quwwata illaa billaah. (pf)
Oleh : Faizunal Abdillah
http://www.ldii.or.id/in/n/1039-bangun-malam-11.html
Sapaan lembut. Basa-basi atau lahir- batin tak ada yang tahu. Sebab sudah jamak ketika perjumpaan atau dua orang saling bertemu, hal kedua setelah salam tentu menanyakan kabar. Tapi dengan pertanyaan berikut ini, saya jadi tertegun. Antara malu dan menipu.
“Bagaimana keadaan sholat malammu?”
Kata – kata teduh dari pribadi yang sepuh. Jarang mendapatkan pertanyaan seperti ini ketika perjumpaan. Paling banyak setelah kabar, biasanya menanyakan pekerjaan, kemudian keluarga, lalu anak, terus istri dan kadang masalah tempat tinggal. Begitu perhatiannya sesepuh ini sehingga menanyakan kabar sholat malam. Tak aneh, seolah-olah mimpi. Menjawabnya pun susah. Mau terus – terang tersipu. Mau berbasa – basi (baca bohong) gak terus-terang berani. Salting (salah tingkah) jadinya. Dan bahasa tubuh itu tertangkap basah dengan kearifan sesepuh ini, hingga ia tak perlu menunggu lama untuk terus melanjutkan wicara mencairkan suasana. Tak baik membuat susah tamu.
“Terus apa yang diandalkan dalam hidup ini?”
Semakin tersudut. Semakin terpojok dalam himpitan kesungguhan. Semua keakuan luruh. Menepi menuju jurang jatuh jati diri masing – masing. Sunyi yang menemani, menambah nuansa kekalahan hari ini. Tak ada rasa yang tersisa. Apalagi kebanggaan. Dan apa yang telah dilakukan selama ini bukanlah sesuatu yang bisa diandalkan. Serasa sia – sia semua. Aku terpaku.
“Tak usah segan. Saya perlu bicara ini kepada siapa saja. Mungkin karena kegalauan yang menghinggapi, melihat situasi yang ada. Perlu rasanya menghidupkan lagi lakon yang sudah mati ini sebagai kunci. Bukan menyerang. Bukan menghina. Pun bukan mengiba. Sebenarnya memberi motivasi. Memberi terapi. Kejutan, agar sunnah ini bisa hidup dan hidup lagi. ”
Aku semakin tidak mengerti. Di depannya serasa mati berdiri. Cahaya wajahnya meneduhkan. Sorot matanya penuh keagungan. Tutur katanya menyejukkan. Penuh berisi. Mencuci hati – hati kotor dengan rangkaian kalimat hikmah dari dua bibir lembutnya. Omong sak omong bergandeng dengan kesungguhan dan kebenaran. Sejatinya, sudah berulang kali saya mendengar dalil – dalil serupa. Namun di tangan sesepuh ini semua terasa berbeda. Begitu beryoni dan berisi. Ini salah satunya;
‘Ketika Jibril datang pada Rosululloh SAW ia berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah sholat malamnya. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al-Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)’
“Apa yang bisa saya katakan sekarang, kalau ternyata banyak jumlah orang iman tetapi tidak banyak yang mampu bangun malam. Sholat malam menjadi hal yang asing. Padahal seharusnya bangun malam adalah gandengannya orang iman. Orang yang mulia.”
Klakep. Ada dorongan luar biasa dalam diri ini. Tekad yang kuat untuk bisa bangun dan sholat malam. Rawe – rawe rantas, malang – malang putung. Apapun kondisinya. Ada pencerahan luar biasa dalam hati saya. Semangat untuk bisa bangun dan munajad di sepertiga malam tanpa jeda. Sebagai tanda kesyukuran. Sebagai tanda kesungguhan. Sebagai pencarian kemuliaan bagi pakaian keimanan. Kalau masih mengaku iman sebagai berjati diri.
“Wahai manusia siarkanlah salam dan berikanlah makanan dan sambunglah famili dan sholatlah di waktu malam ketika manusia yang lain tertidur, kalian akan masuk ke surga dengan selamat.” (Rowahu Ibnu Majah J-2)
Dan satu lagi pesan dari perjumpaan itu. Potret kekinian yang terus merebak. Dengan santunnya pinisepuh ini berkomentar, “Dulu setiap kali ngaji serasa melakukan outbond. Sekarang, banyak yang baru bisa merasakan “pengajian” setelah mengadakan acara outbond.” Kok bisa ya? Entah darimana kesimpulan ini datang. Yang pasti saya manggut – manggut mengiyakan. Wallahul musta’an, wa alaikal balagh, walaa haula walaa quwwata illaa billaah. (pf)
Oleh : Faizunal Abdillah
http://www.ldii.or.id/in/n/1039-bangun-malam-11.html
Selasa, 09 April 2013
MUI kalimantan selatan Kunjungi Ponpes Wali Barokah
Sebagai wujud meningkatkan Silaturrahim antara LDII dengan MUI, khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, pada 23-25 Februari 2013 yang lalu jajaran Pengurus MUI Provinsi Kalimantan Selatan dengan didampingi Pengurus DPW LDII Provinsi Kalimantan Selatan mengunjungi Pondok Pesantren Wali Barokah di Kediri, Jawa Timur. Silaturrahim ini merupakan realisasi dari gagasan Ketua MUI Kabupaten Tanah Laut, KH Yusran Seman yang disampaikan saat Pengajian Generus LDII pada bulan November 2012 di Tanah Laut.
SABAR DALAM PANDANGAN ISLAM
Sabar Adalah Tabah Dan Ikhlas
Sabar adalah tabah,
tahan uji dan ulet dalam usaha menyelesaikan masalah. Sabar adalah
menahan diri dari sesuatu yang tidak di senangi. Sabar juga dapat
diartikan sebagai usaha menusia secara sungguh-sungguh untuk berada di
jalan Allah. Jadi sabar tidak sekedar memasrahkan segala keadaan tanpa
diiringi usaha. Allah menganjurkan semua umat manusia agar menjadikan
sabar dan shalat sebagai penolong dalam kehidupan. Hal ini tertuang
dalam surat Al-Baqarah ayat 153
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ * سورة البقرة 153
Artinya : Hai orang-orang yang beriman.
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya allah
berserta orang-orang yang sabar.
Apa Hukumnya Sabar Dalam Islam
Sabar hukukmnya wajib berdasrkan dalil surat Ali Imran ayat 142
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا
مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ * سورة ال عمران 142
Artinya : Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surge, padahal belum nyata bagi allah orang-orang yang
berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Sabar Terbagi Menjadi Tiga Golongan
Dalam penerapan kehidupan sehari-hari, sabar dapat di golongkan
menjadi tiga kelompok yaitu sabar dalam menjalankan perintah allah swt,
sabar dalam menerima segala musibah, dan sabar dalam menahan hawa
nafsu.
- Sabar Menjalankan Perintah Allah SWT
Manusia mempunyai berbagai macam tugas
kehidupan. Di saat menjalankan tugas tersebut, manusia tidak terlepas
dari hambatan dan tantangan. Tapi orang yang sabar akan mampu meraih
keberhasilan dalam menjalankan segala tugasnya. Firman allah swt, surat
Taha ayat 132
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ
وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى * سورة طه 132
Artinya : Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat ( yang baik ) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.
- Sabar Dalam Menerima Segala Musibah
Sabar dalam menerima musibah ini artinya
sabar dalam menerima cobaan ( musibah ) tidak mengeluh dan tidak putus
asa tetapi mengembalikan semua itu kepada allah swt. Misalkan musibah
ketika di beri ujian sakit, dia menerima sakitnya dengan ikhlas dan
berusaha untuk mencari obatnya. Firman allah swt.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ
مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ
مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ * سورة
البقرة 155-156
Artinya : Dan sungguh akan kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, ( yaitu ) orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka
mengucapkan : “ Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. QS. Al-Baqarah
155-156
- Sabar Dalam Menjaga Diri Dari Kemaksiatan
Sabar dalam menjaga diri dari
kemaksiatan berarti menjaga diri dari perbuatan yang menyebabkan dia
berdosa dan jika sufah terlanjur maka dia akan segera bertaubat. Orang
yang senantiasa dapat menahan diri dari kemaksiatan maka dia akan dapat
menahan diri dari segala kejahatan yang menimpa dirinya.
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا
بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ
لِلصَّابِرِينَ * وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا
تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ * سورة
النحل 126-127
Artinya : Dan kamu memberikan balasan,
maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang di timpakan
kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih
baik bagi orang-orang yang sabar, bersabarlah ( hai Muhammad ) dan
tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan allah dan
janganlah kamu bersedih hati terhadap ( kekafiran ) mereka dan janganlah
kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. ( QS.
AN-Nahl 126-127 )
- Sabar dalam berdakwah
- Sabar dalam medan perang
- Sabar dalam pergaulan antar manusia
- Sabar terhadap gejolak hawa nafsu
- Kesenangan hidup
- Tidak melirik kekayaaan orang lain
- Seksual
- Tidak marah
Seorang muslim yang mempunyai sikap
sabar maka dia akan memiliki dampak positif yang ada di dalam dirinya.
Dampak positif dari perilaku sabar antara lain sebagai berikut :
- Dapat menciptakan kedamaian dalam kehidupan
- Mendorong tercapainya keberhasilan dan kesuksesan
- Dapat mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungan
- Dapat menimbulkan semangat hidup
- Dapat menghilangkan sikap putus asa
- Dapat menghindarkan diri dari hal yang buruk serta menyelamatkan dari godaan hawa nafsu
- Dapat pahala
- Dijanjikan masuk surge
- Diampuni dosanya
Kendala Sabar
- Tergesa-gesa
- Mudah marah
- Iman yang lemah
Label:
LDII,
LDII BENGKULU,
LDII BENGKULU UTARA
Pengajian Umum LDII
LDII Kabupaten Bengkulu Utara
bekerja sama dengan DPD LDII Kota Bengkulu mengadakan pengajian
gabungan. Pengajian ini diikuti oleh seluruh warga LDII yang berada di
kedua DPD tersebut mulai dari para pengurus, ibu-ibu, bapak-bapak,
sampai dengan muda-mudi di Masjid Al Huda Kebun Tebeng Kota Bengkulu.
Tujuan diadakannya pengajian gabungan
ini dalam rangka menunaikan kewajiban sebagai umat muslim untuk
menuntut ilmu terutama ilmu agama. Selain itu karena pelaksanannya masih
dalam bulan Syawal dan umat Islam sedang merayakan Idul Fitri 1433 H
maka pengajian ini juga sekaligus untuk ajang bersilaturrohim antar
warga LDII di kedua DPD yang memang sangat jarang bertemu. Karena
pengajian-pengajian rutin di tingkat PC dan PAC selama bulan Ramadhan
ini ditiadakan maka pengajian kolaborasi ini juga menandai dimulainya
lagi pengajian-pengajian rutin seperti pengajian cabe rawit, muda-mudi,
ibu-ibu, pengurus, malam jumatan di kedua DPD, PC sampai PAC.
Sebagai pemateri pengajian Bapak H
Suyono menjelaskan bahwa tujuan manusia beribadah hanya semata-mata
mengharapkan ridho Allah SWT dan terhindar dari murkaNya yaitu bisa
masuk syurga dan selamat dari neraka. Sedangkan nasehat agama
disampaikan oleh Bapak H Sajiman dan Bapak H Hanafi Sutrisno, beliau
menjelaskan arti dan manfaat kita bersilaturrohim dan perlunya kita
saling memberi maaf kepada sesama manusia sebagai umat Islam
Kamis, 28 Maret 2013
Menerapkan pola hidup sehat
Berbicara tentang pola hidup sehat, bersih dan displin
tidak lepas dari memahami tentang modernisasi, konsep sehat, derajat
kesehatan masyarakat dan paradigma sehat. Modernisasi baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membawa dampak perubahan pada pola
hidup manusia, meliputi pola makan, pola pikir
Label:
LDII,
LDII BENGKULU,
LDII BENGKULU UTARA
Langganan:
Postingan (Atom)